Sunaidin Ode Mulae. Peran Verba Inflektif Bahasa Melayu Ternate
11
PERAN VERBA INFLEKTIF BAHASA MELAYU TERNATE
SUATU KAJIAN MORFOLOGI)
Sunaidin Ode Mulae¹
Abstrak
Penelitian ini menyelidiki eksistensi verba afiksasi bahasa Melayu Ternate dari sudut
pandang morfologi dengan tujuan untuk menemukan bentuk struktur afiks infleksi
bahasa melayu Ternate serta untuk menemukan berapa banyak afiksasi dalam bahasa
melayu Ternate di dalam penggunaannya. Metode yang digunakan dalam ini adalah
metode penelitian kualitatif, metode struktur linguistik dan metode deskriptif. Penelitian
ini juga menggunakan teori tata bahasa kasus untuk menganalisis makna dan fungsi.
Untuk memperoleh data yang sangat diperlukan, dalam penelitian ini ditetapkan metode
pengumpulan data, yakni; metode simak (pengamatan/observasi), metode cakap
(wawancara).Metode analisis data digunakan adalah metode agih, untuk menentukan
afiks infleksi, fungsi dan makna menggunakan dua teknik yaitu teknik oposisi dan teknik
ubah wujud, metode padan dan metode distribusional. Dan prosedur penelitian yakni
dibuat dalam bentuk diagram untuk sebagai alur penjajakan dalam penelitian afiksasi
BMT. Temuan yang di peroleh pada penelitian ini mengindikasikan bahwa verba afiksasi
BMT yakni terdapat dua jenis pertama, prefiks inflektif (ba-,bi-,so-,pe-,mo-,ta-). Dan ked-
ua, inflektif sufiks (-‘e,-ni,-kong,-tu). Bahasa melayu Ternate (BMT) memiliki sejumlah
verba yang tidak bisa dibubuhi afiks inflektif, misalnya verba; pigi, dan tidor. Dalam
bahasa melayu Ternate (BMT) mempunyai jenis afiks inflektif yang dapat membentuk
verba transitif dari verba intransitif atau sebaliknya. Afiks inflektif yang dapat membentuk
verba intransitif dari verba transitif adalah prefiks so-, dan yang membentuk verba
transitif dari verba intransitif pada sufiks ialah –akang, dan sufiks -kong. Dalam bahasa
melayu Ternate (BMT) verba yang tidak bisa dibubuhi afiks inflektif, seperti, pigi, tidor,
tidak bisa dibubuhi prefiks bi- dan pe-.
1.
Pendahuluan
Perbincangan tentang afiks merupakan telaah bahasa dalam bidang morfologi. Oleh
karenanya di pandang perlu untuk mengemukakan pengertian morfologi dan hal-hal yang
Morf
logi
berarti ‘ilmu mengenai bentuk. Menurut Widdowson (1997:46-47) morfologi
berkonsentrasi pada dua fenomena yang berbeda yakni derivasi dan infleksi. Bauer
(1988:73) juga menyatakan bahwa morfologi secara tradisional dibagi atas dua cabang
yakni derivasi dan infleksi; dasar pembedanya adalah derivasi menghasilkan leksem baru
dan infleksi menghasilkan bentuk kata (kata gramatikal) dari leksem.
bentuk terkecil dalam sebuah kata yang masih memiliki arti. Morfem dapat dibagi
morfemterikatmorfembebas
bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, misalnya dalam bahasa
rumahkebunpergiambil;